Kepergian orang terkasih selama-lamanya tidak hanya memberi beban secara emosional bagi yang ditinggalkan. Belum sempat air mata berhenti menetes, segala tuntutan terkait pemakaman, mulai dari A hingga Z, harus segera dipenuhi. Mereka yang awalnya hanya bergulat dengan beban emosional langsung diperhadapkan lagi dengan beban tambahan secara energi dan keuangan yang bisa menguras habis tenaga dan isi kantong.
Perasaan seperti ini yang dialami Riman Budiman (37) dan keluarga saat harus menghadapi kepergian ayahnya pada 1993. Kehilangan sang ayah membuat ibunda Riman yang berusia kala itu berusia 40 tahun harus berurusan dengan berbagai urusan terkait pemakaman, mulai dari memesan ambulans, membeli peti jenazah, mencari lahan pemakaman, mencari tenda, dan lainnya.
Baca selanjutnya: https://www.kompas.id/baca/metro/2023/06/11/mencari-peluang-mengurangi-beban-lewat-bisnis-kedukaan