Mai Song merupakan salah satu bagian penting dalam tradisi pemakaman Tionghoa yang masih dilakukan hingga sekarang. Dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, prosesi pemakaman bukan hanya sebatas pelepasan jenazah untuk selama-lamanya, tetapi juga memiliki makna yang mendalam.

Upacara ini pun ditujukan untuk menghormati leluhur dan mengantarkan arwah orang yang meninggal ke alam berikutnya dengan lebih tenang. Terdapat pula berbagai tahapan dan tata cara yang harus dijalankan sesuai dengan adat atau warisan turun temurun. Mari simak lebih lanjut untuk mengenal tahapan pemakanan lengkapnya!

Tata Cara dan Tahapan Mai Song

Upacara ini sebenarnya berkaitan dengan beberapa tradisi Tionghoa lainnya, seperti Ceng Beng hingga Sincia. Mai Song sendiri akan mengawali berbagai tradisi tersebut dan dilakukan sebelum jenazah dikuburkan. Berikut adalah tahapannya secara umum:

A. Persiapan Awal

Tahapan pertama adalah pemulasaran jenazah yang dilakukan dengan penuh penghormatan. Pada umumnya, jenazah akan dimandikan dan didandani dengan pakaian terbaik sebagai bentuk penghormatan terakhir. Di sini, pemilihan pakaian pun tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Dalam beberapa aturan, pakaian yang dikenakan harus disesuaikan dengan usia maupun status sosial. Setelah proses tersebut selesai, keluarga akan memasang altar penghormatan di rumah duka. Altar ini akan dihiasi oleh dupa lilin, serta berbagai persembahan yang isinya adalah makanan kesukaan almarhum.

Setelah itu, jenazah akan ditempatkan ke dalam peti jenazah yang penutupnya terbuat dari material kaca, sehingga semua orang bisa melihat wajah serta anggota tubuh orang yang sudah meninggal. Proses penutupan peti hanya dilakukan ketika seluruh anggota keluarga sudah hadir dan melihat wajah orang meninggal secara bersamaan.

B. Penghormatan dan Doa

Sebelum proses pemakaman berlangsung, pihak keluarga dan kerabat akan melakukan upacara penghormatan terakhir. Dalam sesi ini, mereka berdoa dan membakar dupa khusus. Biasanya, akan ada satu pendeta Tao atau biksu yang akan memimpin doa-doa khusus.

Namun, dalam tradisi Mai Song sebenarnya terdapat kepercayaan dan pelaksanaan upacara yang berbeda-beda, tergantung pada kepercayaan yang keluarga anut. Misalnya, jika keluarga beragama Kong Hu Chu, maka ada kepercayaan bahwa keluarga dari almarhum tidak boleh membawa logam masuk ke dalam peti.

Berbeda lagi jika keluarga menganut kepercayaan Kristiani, upacara yang dilaksanakan umumnya hanya akan berisi pembacaan doa dan pidato ucapan terima kasih pada pelayat dan kerabat yang datang. Kerabat pun akan saling berbincang dan menghibur agar tidak terlalu sedih selama acara berlangsung.

C. Pengantaran Jenazah ke Tempat Peristirahatan Terakhir

Setelah ritual penghormatan selesai, jenazah akan diantar ke tempat peristirahatan terakhir. Dalam beberapa tradisi Tionghoa, selama proses pengantaran berlangsung, anggota keluarga dekat akan berjalan di belakang peti jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir.

D. Pemakaman Sekaligus Penutupan

Setibanya di tempat pemakaman atau crematorium, prosesi Mai Song mencapai tahapan puncaknya. Kerabat akan memanjatkan doa terakhir dan pihak keluarga yang ditinggalkan akan memberikan penghormatan terakhir sebelum jenazah dikremasi atau dimakamkan.

Jika memilih langsung dimakamkan, keluarga dipersilahkan untuk menaburkan tanah pertama ke liang lahat sebagai simbol perpisahan dan pelepasan. Setelah pemakaman selesai, keluarga masih harus menjalani beberapa ritual lanjutan, seperti menyalakan dupa di rumah sampai 49 hari kedepan.

4 Fakta Menarik Pemakaman Tionghoa

Selain proses dan tahapan Mai Song di atas, ada 4 fakta menarik pemakaman Tionghoa yang perlu Anda ketahui. Berikut uraiannya:

1. Bentuk Nisan Ikut Menentukan Status

Pada beberapa tradisi Tionghoa, nisan bukan hanya sebatas tanda makam, melainkan juga mencerminkan status sosial almarhum. Jadi, semakin tinggi status seseorang semasa hidupnya, semakin besar dan megah pula nisannya.

Bahkan, beberapa keluarga juga memilih nisan dengan ukiran rumit dengan detail emas yang mewah untuk menunjukkan penghargaan terhadap leluhur mereka. Selain itu, status almarhum juga akan menentukan besar kecilnya makam. Semakin tinggi statusnya, maka akan semakin besar makamnya.

2. Lama Upacara Ditentukan dari Pangkat atau Status

Fakta berikutnya adalah lama upacara, terutama masa berkabung akan bergantung pada status sosial almarhum saat masih hidup. Semakin tinggi statusnya, semakin lama upacara berlangsung. Bahkan, untuk tokoh yang memiliki pengaruh besar, upacara dapat berlangsung selama berhari-hari.

Sebab, keluarga akan menambahkan beberapa acara atau tradisi yang lebih kompleks untuk memperingati pemakaman. Sementara itu, untuk orang biasa, upacara cenderung lebih singkat dan sederhana.

3. Tradisi Ziarah Pasca Imlek

Masyarakat Tionghoa umumnya tidak mengunjungi makam sebelum perayaan Imlek. Sebab, mereka memiliki waktu tersendiri, tepatnya saat Ceng Beng yang masih berhubungan dengan tradisi Mai Song. Tujuan tradisi Ceng Beng sendiri adalah agar generasi muda mengenal leluhur dan asal muasalnya.

Orang etnis Tionghoa akan datang berziarah ke makam leluhur untuk berdoa, merapikan maka, dan membawa persembahan. Di zaman sekarang, persembahan yang dibawa tidak harus makanan khusus, namun juga dapat berupa makanan umum yang dapat dijumpai sehari-hari.

4. Jenazah Tidak Harus Selalu Dimakamkan

Mungkin, pemakaman dengan tanah adalah tradisi yang paling umum untuk masyarakat kita. Hanya saja, pada beberapa keluarga Tionghoa, kremasi menjadi opsi yang paling banyak dilakukan. Pada umumnya, pemilihan jenis pemakanan akan mengikuti keinginan mendiang.

Selain itu, ada pula tradisi penyimpanan abu jenazah di pagoda atau kuil leluhur. Namun, abu sebaiknya segera dilarung agar dapat kembali ke alam. Karena menyimpan abu terlalu lama akan membuat arwah merasa terkurung. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap mendiang.

Sudahkah Mengetahui Apa Itu Tradisi dari Mai Song?

Kesimpulannya, proses pemakaman Mai Song yang penuh makna dan dilakukan dengan serangkaian ritual memang membutuhkan persiapan yang matang. Maka dari itu, agar lebih fokus pada proses berkabung tanpa perlu terbebani oleh teknis pemakaman, pemakaian jasa pemakaman Kamboja bisa menjadi solusi yang tepat.

Melalui bantuan layanan profesional, segala persiapan mulai dari pemulasaran, penyediaan altar, hingga proses pemakaman dapat dijalankan dengan baik sesuai adat dan kepercayaan. Tak hanya itu, setelah prosesi pemakaman selesai, keluarga juga tidak perlu mengurus dokumen legal seperti akta kematian.

Sebab, Kamboja juga menyediakan jasa pengurusan akta kematian dengan efektif dan cepat. Jadi, Anda bisa lebih tenang karena semua proses dan dokumen sudah ada yang menangani. Mari berikan penghormatan terakhir terbaik dengan mengandalkan Kamboja!

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Karangan Bunga Duka Cita: Tujuan Hingga Tradisi

permalink

Prosedur Pengurusan Akta Kematian WNA di Indonesia

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 5.0/5.0