Desa Trunyan, sebuah kawasan yang tersembunyi di tepi Danau Batur, Bali, memiliki sebuah tradisi unik yang membuatnya menonjol di antara destinasi wisata lainnya. Salah satu tradisi yang mencolok yaitu cara mereka memperlakukan jenazah yang berbeda dari kebanyakan masyarakat di Indonesia.

Di Desa Trunyan, jenazah tidak dikubur atau dibakar, melainkan diletakkan di bawah pohon besar di area kuburan khusus. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "pemakaman terbuka", menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan juga memicu rasa ingin tahu akan budaya dan tradisi unik yang dimiliki oleh masyarakat Trunyan.

Bagaimana Tradisi Pemakaman di Desa Trunyan Bali?

Desa Trunyan merupakan salah satu desa kuno yang dihuni oleh orang Bali asli yang menyebut diri mereka sebagai Bali Aga atau Bali Tua.

Orang-orang Bali Aga ini memiliki cara hidup yang cukup berbeda dengan orang-orang Bali lainnya. Mereka adalah keturunan kerajaan hindu Majapahit pada abad ke-16.

Desa ini merupakan desa wisata karena keunikannya dalam melakukan salah satu upacara kematian di Indonesia. Jika Anda berkunjung ke desa ini jangan kaget jika menemukan mayat yang tidak terkubur dan hanya ditinggalkan saja di bawah pohon.

Mereka memiliki tradisi pemakaman yang cukup unik karena mayatnya tidak dikubur dan bahkan tidak dilakukan upacara ngaben seperti penduduk Bali lainnya. Mereka hanya meletakan mayat tersebut di bawah pohon taru menyan yang akan menghilangkan bau jenazah tersebut.

Anda akan melihat puluhan mayat dan tengkorak yang berjejer rapi dan hanya tergeletak begitu saja di Desa Trunyan mayat ini. Ada pula mayat yang baru saja meninggal. Namun, meskipun begitu tempat tersebut tidak mengeluarkan bau apapun yang berasal dari mayat manusia.

Hal tersebut terjadi karena pohon taru menyan dapat menetralisir bau tidak sedap tersebut.

Sejarah Tradisi Desa Trunyan Mayat

Dari beberapa cerita yang beredar di masyarakat, konon Trunyan sendiri berasal dari wangi menyan yang tercium hingga pulau Jawa. Lalu, ada empat saudara, tiga laki-laki dan satu perempuan, yang penasaran dengan aroma pohon tersebut. Si bungsu mengatakan bahwa aroma tersebut berasal dari Timur.

Mereka penasaran dengan bau tersebut dan memutuskan untuk berangkat menuju ke arah timur hingga ke Bali. Perjalanan menuntun mereka sampai ke Gunung Batur. Si bungsu memutuskan untuk menetap dan mendapat gelar Ratu Ayu Mas Maketel.

Setelah meninggalkan anak bungsu di Gunung Batur, ketiga saudara tersebut melanjutkan perjalanan. Namun saat berada pada pertengahan jalan, anak pertama dan ketiga mengalami pertengkaran yang hebat. Akhirnya membuat anak ketiga ditendang sampai duduk bersila.

Pose tersebut bisa ditemui ketika berada di Desa Kesidan, Pura Dalem Pingit. Anak ketiga itu pun diberi gelar Ratu Sakti Sang Hyang Jero.

Perjalanan tersebut akhirnya menyisakan dua orang. Setelah sampai di Danau Batur, anak kedua ingin menyapa perempuan cantik yang ia temui tapi anak pertama mencegahnya sehingga menimbulkan perdebatan yang terjadi seperti sebelumnya. Akhirnya tempat tersebut memiliki nama Desa Abang Dukuh.

Lalu, anak pertama melanjutkan perjalanan hingga sampai ke pohon taru menyan. Di sana ia menemukan gadis cantik yang membuatnya ingin memilikinya. pada akhirnya mereka menikah dan diberi gelar Ratu Sakti Pancering Jagat.

Menurut cerita, ia akhirnya menjadi raja tertinggi di Desa Trunyan dan istrinya mendapatkan gelar Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar yang selalu melindungi Danau Batur.

Anak pertama tersebut mempunyai keinginan yang kuat untuk mengamankan darahnya dari pihak luar. Tujuan tersebut membuatnya memerintahkan untuk tidak mengubur jenazah melainkan menaruh jenazah tersebut di dekat pohon taru menyan.

Sebab, pohon tersebut akan menyamarkan bau busuk dari jenazah dengan mengeluarkan bau harum. Dari situlah terbentuk nama Desa Trunyan yang terbentuk dari dua kata, yaitu Taru dan Menyan yang berarti pohon harum.

Bagaimana Akses Menuju ke Trunyan?

Desa Trunyan mayat berada di Trunyan, Kintamani, Bangli yang berada di sisi timur Danau Batur. Desa Trunyan ini letaknya sangat jauh dari pusat kota, yakni kurang lebih 2 jam jika Anda tempuh dengan perjalanan darat.

Jika Anda berada di kawasan Kintamani, hanya perlu waktu sekitar 40 menit perjalanan darat untuk menuju desa tersebut. Anda bisa melewati Jl. Raya Penelokan dan belok kiri ke arah Jl. Windu Sara setelah sampai di simpang Indomaret Danau Batur.

Lalu, setelah menuruni bukit Anda hanya tinggal mengikuti Jl. Trunyan yang mengelilingi tepian Danau Batur sampai ke desa ini. Setelah sampai, Anda hanya perlu menyewa perahu untuk mengunjungi pemakaman sekaligus menikmati keindahan Danau Batur.

Sudah Tahu Tentang Desa Trunyan Mayat?

Setiap daerah tentunya memiliki tradisinya masing-masing, tidak terkecuali Desa Trunyan mayat ini. Tradisi menaruh mayat di bawah pohon taru menyan ini sudah berlangsung lama sehingga banyak sekali masyarakat yang ingin mengetahui dan menjadikan desa ini sebagai tempat wisata.

Selain itu, pemakaman adalah hal yang tidak bisa lepas dengan kehidupan manusia. Mempersiapkan pemakaman yang sesuai dengan adat istiadat akan membantu meringankan beban Anda, salah satunya dengan memanfaatkan jasa pemakaman.

Jasa pemakaman dari Kamboja melayani pengurusan pemakaman secara lengkap dan terpercaya sehingga Anda tidak perlu bingung lagi dengan proses yang harus Anda jalani.

Kamboja juga tersebar di 12 provinsi dengan 145 kota dan kabupaten di Indonesia. Anda tidak perlu bingung lagi jika ada sanak saudara sedang dalam keadaan berduka, maka Kamboja akan menyiapkan segala proses kedukaan.

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Kamboja: Layanan Jenazah dan Kedukaan Terdepan Untuk Anda

permalink

Belum Tahu Sejarah TPU Jeruk Purut? Yuk Simak!

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 5.0/5.0