Pengawetan jenazah atau mumifikasi merupakan bagian dari cara memuliakan orang yang sudah meninggal dunia dalam tradisi Mesir Kuno. Mumifikasi jenazah merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengawetkan jenazah sehingga dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Proses mengawetkan jenazah ini dipercaya bisa membuat orang yang sudah meninggal memiliki kehidupan yang layak dalam alam baka. Bagaimana cara melakukannya? simak informasi lengkapnya dibawah ini.

Apa Itu Pengawetan jenazah atau Mumifikasi?

Mumifikasi merupakan metode mengawetkan jenazah yang bertujuan untuk mengeringkan cairan yang ada dalam tubuh manusia. Melalui proses mumifikasi ini, tubuh orang yang sudah meninggal tidak akan mudah rusak, bahkan hingga ribuan tahun kemudian.

Perlu Anda ketahui, bahwa pengawetan jenazah ini bisa terjadi secara alami. Ketika jenazah orang yang sudah meninggal tersimpan dalam salju atau suhu yang sangat dingin. Selain itu, proses
mumifikasi ini juga bisa terjadi di gurun pasir yang memiliki suhu udara sangat panas dan kering.

Ade Firmansyah Sugiharto, selaku Dokter Forensik menjelaskan bahwa, mumifikasi merupakan suatu bentuk lanjutan dari pembusukan jenazah. Proses ini terjadi akibat pengaruh dari kondisi suhu tempat jasad tersebut berada.

Jika jasad berada di luar ruangan, maka proses mumifikasinya akan lebih cepat, yakni sekitar 15 hari saja. Namun, jika berada dalam ruangan, maka mumifikasi bisa memakan waktu berbulan-bulan, kurang lebih sekitar 2-3 bulan.

Pengawetan jenazah ini terjadi pada suhu panas dan kering yang menyebabkan tubuh menjadi terhidrasi dengan cepat. Jaringan pada proses mumifikasi ini akan berubah menjadi keras, kering, muncul keriput, dan tidak akan membusuk.

Melansir dari Wiktionary, mumifikasi merupakan perubahan yang terjadi pada jenazah karena adanya penguapan cairan jaringan. Hal tersebut membuat proses pembusukan bakteri dalam saluran pernapasan dan pencernaan terlambat. Sehingga membuat tubuh menjadi kering, keras, dan kaku.

Dalam tradisi Mesir Kuno, mumifikasi ini merupakan proses mengawetkan jenazah. Namun, sebenarnya mumifikasi dan pengawetan jenazah ini merupakan dua tradisi yang berbeda. Perbedaan itu terletak pada proses pengawetan jenazahnya.

Fakta Proses Mumifikasi

Pada zaman Mesir Kuno, mumifikasi merupakan proses penting ketika kedukaan tiba. Orang yang meninggal dan sudah menjalani proses pengawetan jenazah disebut dengan mumi. Bagi Anda yang masih awam, berikut adalah rangkuman fakta proses mumifikasi:

1. Pengertian Mumifikasi

Mumifikasi merupakan proses pengawetan tubuh manusia dengan cara menghilangkan kelembaban dalam tubuh. Proses ini sudah ada sejak zaman 3.000 SM secara alami. Namun, pada 2.600 SM, mumifikasi mulai dilakukan dengan sengaja.

2. Alasan Dilakukannya Mumifikasi

Mesir percaya bahwa akan ada proses lagi setelah kedukaan. Jadi, orang yang sudah meninggal akan melakukan perjalanan pada dunia berikutnya. Dalam kepercayaan Mesir Kuno, orang yang meninggal akan diadili di Aula Kebenaran oleh Dewa Osiris.

Jadi, tubuh harus dalam kondisi baik agar jiwa bisa bergerak bolak-balik sembari menunggu proses penimbangan hati dengan bulu kebenaran. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa tubuh orang yang sudah meninggal harus tetap awet.

3. Proses Mumifikasi

Proses pengawetan jenazah akan memakan waktu yang lama, yakni sekitar 70 hari. Berikut adalah proses mumifikasi yang perlu Anda ketahui:

  • Mencuci tubuh orang yang sudah meninggal dengan minuman beralkohol dan air Sungai Nil.
  • Organ dalam seperti hati, paru-paru, lambung, dan usus diambil. Namun, jantung akan tetap ada. Karena orang Mesir Kuno percaya, seseorang yang sudah meninggal butuh jantung untuk kehidupan selanjutnya.
  • Otak diambil melalui hidung menggunakan alat bengkok.
  • Pemberian garam natron selama 40 hari pada tubuh dan organ dari jenazah tersebut. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kelembapannya.
  • Pembungkusan organ yang sudah kering menggunakan linen dan memasukkannya dalam stoples.
  • Membersihkan tubuh dan kulit yang kering dengan menggunakan minyak.
  • Menutup tubuh yang terbuka dengan lilin.
  • Proses pengawetan selanjutnya adalah membungkus tubuh dengan perban linen 20 lapis.
  • Meletakkan topeng kedukaan diatas perban.
  • Membalut tubuh jenazah dengan kain kafan dan strip linen.
  • Meletakkan tubuh yang sudah menjadi mumi ke dalam peti mati.

4. Mumifikasi Tidak Hanya Terjadi pada Manusia

Para arkeolog menemukan fakta bahwa, tidak hanya manusia saja yang bisa mendapatkan perlakuan seperti ini pada saat kedukaannya. Karena untuk alasan keagamaan, beberapa hewan juga ada yang melalui proses mumifikasi.

Menurut kepercayaan bangsa Mesir Kuno, hewan merupakan perantara antara manusia dan alam baka. Selain itu, hewan juga bisa menemani jasad orang yang sudah meninggal untuk menuju ke keabadian. Hewan yang biasanya menjalani mumifikasi adalah kerbau.

Namun, tidak jarang juga hewan seperti kucing, buaya, dan burung bisa dipilih untuk menjadi perantara dalam alam baka. Di Sakkara terdapat sapi jantan yang sudah di mumifikasi pada dinasti awal. Sementara proses mumifikasi untuk kucing, buaya, dan burung terjadi pada dinasti selanjutnya.

Perbedaan Mumifikasi dengan Pengawetan Jenazah

Mumifikasi merupakan perubahan yang terjadi pada tubuh jenazah karena penguapan cairan jaringan dalam tubuh. Melalui proses mumifikasi ini, pembusukan oleh bakteri yang terdapat dalam saluran pernapasan dan pencernaan akan terlambat.

Hal inilah yang menyebabkan tubuh menjadi kering, keras, dan kaku. Sementara pengawetan jenazah atau embalming bertujuan untuk mempertahankan rupa jenazah dalam waktu yang lama. Biasanya, tradisi ini bertujuan untuk mempertahankan jenazah tetap dalam kondisi yang baik dan tidak mengalami pembusukan.

Hal yang membedakan istilah mumifikasi dan mengawetkan jenazah ini adalah untuk proses persemayamannya. Selain itu, dalam proses mengawetkan jenazah ini perlu menggunakan formalin. Sementara untuk mumifikasi menggunakan bahan alami, seperti kapur barus. Dalam melakukan merawat jenazah dalam agama islam harus sesuai dengan hukum dan syariat islam yang berlaku.

Sudah Tahu Apa itu Mumifikasi atau Pengawetan Jenazah?

Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui dari proses pengawetan jenazah atau mumifikasi. Hingga saat ini, para ilmuwan modern masih terus meneliti informasi dari adanya proses mumifikasi tersebut. Tujuannya adalah untuk mengetahui peradaban yang terjadi pada zaman Mesir Kuno.

Nah, bagi Anda yang mungkin saat ini sedang berpikir untuk menyiapkan hari kedukaan. Anda bisa menggunakan jasa pemakaman dari Kamboja. Kamboja akan memberikan layanan proteksi pemakaman secara lengkap. Biaya jasa pemakaman dari Kamboja juga sangat beragam. Mari persiapkan diri mulai dari sekarang!

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Meninggal karena Depresi, Ini 9 Langkah untuk Mencegahnya

permalink

SUDEP, Penyakit Epilepsi Menyebabkan Kematian Tak Terduga

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 4.9/5.0