Tradisi pemakaman di Bali mungkin sangat berbeda dengan pemakaman di daerah lainnya. Tradisi ini dikenal dengan istilah Ngaben di mana jenazah dibakar atau dikremasi kemudian abunya dihanyutkan ke laut.

Dalam artikel ini kita akan membahas tata cara upacara ngaben di Bali, mulai dari asal usul, tujuan upacara pemakaman, tujuan, jenis, serta tata cara melakukannya.

Pengertian Ngaben

Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Bali untuk mengembalikan roh dari seseorang yang sudah meninggal agar kembali kepada Sang Pencipta.

Asal-Usul Upacara Ngaben

Kehadiran tata upacara ngaben di masa kini sebenarnya tidak lepas dari kosmologi umat Hindu. Kosmologi Hindu mempercayai bahwa tubuh manusia terdiri dari zat-zat alam yaitu zat padat, zat cair, kalor, udara, dan ether.

Zat ini pun membentuk badan manusia atau masyarakat Hindu menyebutnya badan kasar dan bergerak karena badan halus (roh manusia).

Badan halus atau atman yang tercipta dari percikan-percikan Sang Jiwatman atau Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, setiap atma yang berada di tubuh manusia merupakan percikan atau partikel kecil dari Tuhan.

Agama Hindu mempercayai, saat manusia mati, roh dan pikiran dari manusia itu sendiri tidak ikut mati, namun semestinya ia kembali kepada sang pencipta.

Sementara badan kasar yang sudah ditinggalkan oleh rohnya merupakan penderitaan bagi sang atma. Sebab, ia tidak bisa kembali kepada Tuhan jika badan kasarnya belum kembali ke alam.

Oleh karena itulah, upacara ngaben ini lahir untuk mengembalikan zat-zat yang membentuk badan manusia kepada alam supaya sang atma bisa kembali kepada Tuhan untuk menerima penghakiman di akhirat.

Tujuan Upacara Ngaben

Tujuan utama dari upacara ngaben sendiri adalah menyempurnakan kematian. Masyarakat Hindu Bali mempercayai tubuh dari jenazah memang sudah mati, namun roh atau atman masih berada di Bumi atau bahkan masih berkeliaran di sekitar rumahnya.

Agar atman dapat kembali kepada Sang Maha Pencipta, maka dibuatlah upacara ngaben dan jasad dari orang yang sudah meninggal tersebut bisa kembali ke unsur alam.

Tidak hanya itu, ngaben ini juga punya tujuan lain, yaitu melepaskan sang atma dari ikatan duniawi termasuk ikatan dengan keluarganya. Harapannya, sang keluarga yang ditinggalkan bisa segera ikhlas dan melepas kepergian sang jenazah.

Jenis-Jenis Upacara Ngaben

Jenis-jenis upacara ngaben sebenarnya ada banyak sekali. Hal ini karena Bali menerapkan konsep Desa, Kala, Patra yang berarti tempat, waktu, dan situasi. Di mana setiap upacara di Bali termasuk upacara ngaben menggunakan konsep tersebut. Tapi upacara ngaben ada beberapa jenis, yakni sebagai berikut.

A. Sawa Wedana

Ini adalah tata cara upacara ngaben yang langsung melibatkan jenazah utuh yang baru saja dinyatakan meninggal. Kurun waktu upacara ini biasanya menyesuaikan dengan Ala Ayuning Dewasa, atau hari baik menurut Hindu.

Sebelum prosesi berlangsung, jenazah akan diletakan di balai rumah atau di bagian ruang tamu rumah. Keluarga pun akan memperlakukan jenazah seolah-olah ia masih tidur dan memberinya jamuan seperti makanan, air, kopi, pakaian, dan handuk.

Hal ini biasanya akan berakhir setelah upacara Papegatan atau melepas semua ikatan dari sang jenazah.

B. Asti Wedana

Upacara ngaben yang satu ini melibatkan jenazah yang sudah pernah mengalami penguburan atau sebelumnya sudah pernah mengalami pembakaran namun prosesinya masih belum lengkap atau baru setengah selesai.

Di banyak daerah di Bali, karena terkendala biaya atau alasan lainnya, upacara ngaben biasanya dilakukan tidak full, alias baru setengah selesai. Ini terkenal dengan istilah “Mekingsan Di Setra” yang artinya titip di kuburan.

Sedangkan untuk mereka yang mengalami pembakaran, ini terkenal dengan istilah “Mekingsan di Geni” artinya titip di api. Biasanya, jenazah yang sudah dikubur akan diambil kembali, dan kemudian dilakukan prosesi pembakaran sisa-sisa mayat.

Sementara yang arwahnya sudah mengalami pembakaran tapi prosesinya belum sepenuhnya selesai, maka akan ada upacara memukur atau menyempurnakan upacara pengabenan agar sang atma bisa kembali ke akhirat.

C. Swasta

Tata cara upacara ngaben satu ini tidak melibatkan jenazah sama sekali. Biasanya, upacara ngaben ini untuk jenazah yang hilang, gagal menemukan jenazah, atau meninggal di luar negeri.

Pada kasus ini biasanya keluarga akan membuat ilalang atau kayu cendana yang menyerupai manusia dan bertuliskan aksara-aksara Bali Kuno sebagai simbolis badan orang yang sudah meninggal.

D. Ngelungah

Upacara ngaben ini melibatkan janin yang belum sempat lahir namun gugur dan anak yang belum tanggal gigi namun sudah meninggal.

Tata Cara Upacara Ngaben

Detail tata cara upacara ngaben setiap desa tentu berbeda, tapi secara garis besar ada beberapa hal yang sama. Ini tata cara ngaben di Bali.

1. Ngulapin Tanda Dimulainya Upacara Ngaben

Ngulapin adalah upacara memanggil jenazah agar memasuki “Sawa” atau simbolis dari roh manusia yang sudah meninggal.

2. Ngeringkes

Pada tata cara upacara ngaben satu ini terdapat proses pemandian jenazah sesuai dengan ketentuan yang ada. Hal ini bertujuan agar sang atma bisa bereinkarnasi dengan tubuh yang lengkap.

3. Ngajum Kajang

Rangkaian ini adalah simbolis bagi keluarga dan orang terdekat bahwa mereka sudah siap melepas kepergian jenazah.

4. Ngaskara

Tata cara upacara ngaben ini memiliki arti penyucian roh agar bisa kembali kepada Tuhan yang Maha Esa.

5. Mameras

Bagi jenazah yang sudah memiliki cucu, biasanya akan ada prosesi mameras yang artinya sang jenazah sudah sukses dan sudah selesai tanggung jawabnya di dunia.

6. Papegatan

Papegatan ini berarti putus. Tandanya hubungan antara keluarga maupun kerabat dengan sang jenazah sudah putus dan sudah ikhlas melepas jenazah.

7. Pakiriman

Prosesi ini terjadi setelah Papegatan, di mana sang jenazah akan masuk ke dalam Bade atau keranda tinggi. Keluarga akan mengantar Bade ke kuburan beriringan dengan gamelan Bali. Keluarga dan semua yang mengantar jenazah akan melakukan pemutaran keranda sebanyak tiga kali sebagai tanda perpisahan.

8. Ngeseng atau Inti Upacara Ngaben

Ini adalah inti dari tata cara upacara ngaben, di mana sang jenazah dibakar. Biasanya, upacara ini dipimpin oleh Pedanda atau pemuka agama Hindu. Setelah tubuh jenazah habis dibakar, maka sisa abu atau tulang akan dikumpulkan, dihaluskan, dan dimasukkan ke dalam buah kelapa.

9. Nganyud

Nganyud adalah upacara untuk menghanyutkan sisa jenazah ke laut. Tujuannya agar ketidaksucian jenazah hanyut dari dunia.

Sudah Tahu Tata Cara Upacara Ngaben di Bali?

Itulah penjelasan tentang tata cara upacara ngaben. Hingga saat ini, belum ada jasa pemakaman untuk ngaben karena selain biaya upacara ngaben yang besar, prosesinya juga cukup panjang dan melibatkan banyak langkah rumit serta penuh makna.

Berbicara tentang pemakaman, mungkin Anda harus rencanakan hari duka dengan baik sama seperti taatnya umat Hindu di Bali dalam melakukan upacara ngaben. Jadi, Anda bisa menggunakan proteksi pemakaman dari Kamboja agar proses pemakaman jadi lebih baik dan mudah.

Kamboja akan membantu mengurus semuanya, mulai dari pengurusan akta kematian, penguburan atau pengkremasian, hingga mewujudkan acara pemakaman yang Anda atau mendiang inginkan. Tunggu apa lagi? hubungi kontak Kamboja sekarang!

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Kamboja: Layanan Jenazah dan Kedukaan Terdepan Untuk Anda

permalink

Belum Tahu Sejarah TPU Jeruk Purut? Yuk Simak!

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 5.0/5.0