Apa yang dapat dilakukan pada abu kremasi? Pilihan yang tersedia tidak hanya melarung ke laut maupun menyimpannya. Bagaimana menentukannya?
Pada dasarnya terdapat dua cara alternatif untuk melakukan penghormatan terhadap jenazah yang umum dalam masyarakat kita. Pertama adalah memakamkan jenazah, kedua adalah dengan kremasi yang kemudian menghasilkan abu kremasi. Tapi, tahukah Anda setelah kremasi apa yang harus pihak keluarga lakukan?
Kerabat almarhum nantinya akan berhadapan dengan beberapa pilihan setelah proses kremasi. Seperti melarung atau menyimpan abu. Keputusan tersebut tergantung pada agama dan kepercayaan budaya tertentu. Berikut penjelasan masing-masing pilihannya yang dapat menjadi alternatif bagi pihak keluarga.
Setidaknya ada 3 pilihan tindakan untuk abu kremasi. Setiap tindakan memiliki makna tersendiri bagi masing-masing agama atau kepercayaan. Di mana, pada dasarnya semua baik dan merupakan sebuah bentuk penghormatan. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Pertama adalah melarung abu jenazah ke laut. Hal tersebut dapat dilakukan segera setelah proses kremasi maupun beberapa waktu setelah keluarga siap untuk melakukannya. Tentu saja, dengan pertimbangan khusus.
Umat beragama Hindu umumnya akan melakukan hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum. Mereka percaya bahwa kehidupan semestinya memang kembali ke alam. Dimana, salah satu caranya adalah dengan menaburkannya ke laut.
Namun, akan berbeda bagi umat Katolik. Karena bagi umat beragama Katolik pelarungan merupakan hal yang terlarang. Setelah proses kremasi, umat Katolik biasanya akan melakukan alternatif lain terhadap abu kremasi, seperti disemayamkan.
Pilihan kedua adalah menyimpan abu jenazah pada Rumah Abu. Rumah Abu adalah tempat yang memang menyediakan jasa penyimpanan dengan menggunakan guci.
Pilihan kedua ini adalah alternatif yang umumnya diterapkan oleh umat beragama Katolik. Namun, apabila menilik kepercayaan masyarakat keturunan Tionghoa, pilihan ini sebenarnya hanya sementara.
Karena bagi masyarakat keturunan Tionghoa, mereka percaya bahwa seorang yang abunya tersimpan di Rumah Abu, rohnya akan merasa tidak bebas. Namun, hal ini tentu akan kembali pada kepercayaan masing-masing.
Alternatif terakhir adalah memakamkan abu kremasi. Pilihan ini juga adalah tindakan yang umumnya dilakukan oleh umat Katolik. Meskipun pada dasarnya memang terkesan bekerja dua kali, yaitu memperabukan kemudian memakamkannya.
Melakukan hal ini, artinya pihak keluarga memiliki tempat untuk berziarah. Karena itu, keputusan untuk memakamkan abu juga memiliki keunggulan tersendiri.
Setelah memahami tentang beberapa pilihan tindakan. Anda mungkin masih memerlukan beberapa informasi tambahan untuk lebih memahami serta mengambil keputusan terbaik:
Pertimbangan pertama tentu adalah agama dan kepercayaan. Setiap agama memiliki pedoman masing-masing. Di dalam pedoman tersebut juga telah tersusun dengan makna tersendiri bagi penganut agama.
Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan tindakan, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan pemuka agama atau kepercayaan. Sehingga Anda bisa mengambil keputusan yang terbaik bagi almarhum dan keluarga.
Cara kedua untuk menentukan tindakan terhadap abu kremasi adalah pertimbangan keluarga. Hal tersebut penting untuk mencegah terjadinya hal yang kurang baik pada hubungan keluarga.
Terlebih lagi, setiap anggota keluarga tentu masih dalam suasana duka. Oleh karena itu, pengambilan keputusan bersama-sama dengan keluarga menjadi poin penting dalam prosesi ini.
Di sisi lain, terdapat pertimbangan khusus apabila ada aturan yang berlaku pada wilayah tertentu. Sebagai contoh adalah negara Singapura. Negara ini melarang adanya pemakaman.
Kemungkinan aturan ini merujuk pada tidak tersedianya tanah pemakaman. Oleh karena itu, kremasi jenazah adalah hal yang wajib. Tindakan terhadap abu kremasi kemudian juga mengikuti ketentuan yang berlaku.
Hal yang menjadi pertimbangan terakhir berhubungan dengan kelebihan dan kelemahan jangka panjang. Sebagai gambaran, berikut beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan Anda:
Proses jasa pengurusan kedukaan memang memiliki detail tersendiri. Siapa yang biasa melakukannya? Berikut ada dua pilihannya beserta kelebihan dan kelemahan masing-masing:
Pihak yang pertama dan utama dalam pengurusan kedukaan, termasuk abu kremasi, adalah kerabat almarhum. Mulai dari administrasi surat kedukaan, menentukan tindakan setelah kremasi, dan lain sebagainya.
Pertimbangannya adalah kerabat harus mengerjakan tugas-tugas tersebut sambil masih dalam suasana duka. Kondisi ini mungkin saja menyulitkan.
Meskipun demikian, kerabat adalah orang yang memang paling tahu tentang almarhum maupun keluarga. Sehingga, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat apabila sewaktu-waktu memerlukannya.
Selain mengurusnya sendiri, pihak kerabat juga dapat memanfaatkan event organizer pemakaman. Langkah ini dapat meringankan beban keluarga. Karena keluarga dapat mengikuti proses perabuan hingga pemakaman menjadi lebih khusyuk.
Salah satu layanan yang dapat menjadi alternatif adalah Kamboja. Layanan ini tersedia untuk seluruh indonesia tetapi untuk proses pelayanan pemakamannya baru area Jabodetabek, diluar area tersebut hanya Cash Only untuk member saja. Hingga bantuan pengurusan asuransi kematian. Memanfaatkan layanan semacam ini untuk mengurus kremasi semakin digemari. Karena lebih berpengalaman dan cekatan dalam melakukan pengurusan.
Kedukaan memang mendatangkan duka bagi keluarga dan kerabat. Prosesi penghormatan bagi abu kremasi jenazah dapat meringankan beban duka bagi keluarga.
Baik berupa pelarungan ke laut maupun penyimpanan atau pemakaman. Keluarga dapat mempertimbangkan mana yang terbaik sesuai kepercayaannya dan aturan yang berlaku.
