Nyekar dan tahlil atau ziarah merupakan tradisi yang sudah lama ada di Indonesia dan masih banyak dilakukan hingga saat ini. Ketika berkunjung ke makam sanak saudara yang telah meninggal, kita sering kali membawa bunga sebagai bentuk penghormatan dan penghias makam.
Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua jenis bunga cocok untuk dibawa saat nyekar? Di samping itu, ada juga asal-usul tradisi tahlil yang perlu kita ketahui sebelum melakukannya. Dalam artikel ini, akan dijelaskan jenis bunga yang sering digunakan saat nyekar dan juga asal-usul dari tradisi tahlil.
Sebelum membahas tentang jenis bunga untuk nyekar, Anda perlu mengetahui apa itu tahlil. Sebab tahlil menjadi poin utama dalam nyekar atau berziarah. Melalui tahlil, Anda dapat memanjakan doa-doa untuk orang yang sudah meninggal.
Bagi warga Indonesia, khususnya yang berada di Jawa, pasti sudah sering mendengar istilah tahlil. Tahlilan merupakan aktivitas kolaborasi antara agama dan budaya.
Secara fakta, budaya tahlil di Jawa bukan hal yang wajib dilakukan oleh semua umat muslim. Hal tersebut terjadi karena tidak ada sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan tentang pelaksanaan tahlilan selama 7 hari.
Acara tahlilan berawal dari kebudayaan orang-orang zaman dahulu, lebih tepatnya sebelum datang Islam ke Indonesia. Pada saat itu, ketika ada orang wafat, maka akan dibuatkan acara lek-lekan atau begadang hingga 7 hari.
Pelaksanaan lek-lekan memiliki harapan supaya keluarga yang terkena musibah kedukaan tidak merasa sedih dan kesepian. Setelah 7 hari lamanya, kemudian berlanjut hingga 40, 100, dan 1000 hari tahlilan.
Para Walisongo membawa ajaran Islam ke dalam Indonesia dan Jawa. Lalu, budaya lek-lekan berkolaborasi dengan bacaan dan kalimat toyyibah, sehingga dijuluki sebagai tahlilan.
Ada beberapa ulama yang tidak mengetahui sejarah tahlilan masuk ke Indonesia, khususnya Jawa. Oleh sebab itu, sebagian dari mereka menyatakan bahwa tahlil adalah bid’ah. Padahal, jika melakukan penelusuran lebih dalam tentang sejarah tersebut, tahlil merupakan bentuk ajaran Islam zaman dahulu.
Menjadi salah satu tradisi dan budaya masyarakat Islam Jawa, tahlilan bertujuan untuk mengenang dan mendoakan orang yang meninggal dunia. Biasanya, tradisi ini berlaku saat malam pertama seseorang meninggal dunia dan pelaksanaannya pada malam tertentu juga mempunyai hukum tabur bunga pada makam.
Misalnya pada hari ke 7, 40, 100, hingga 1000 setelah kedukaan seseorang. Dalam bahasa Jawa, tradisi ini memiliki istilah mitung dino, matang puluh dino, nyatus dino, dan nyewu dino.
Pada momen tertentu, aktivitas tahlilan akan berlangsung secara khusuk. Baik itu untuk mengirimkan doa untuk orang yang sudah meninggal atau hanya sekedar sebagai jama’ah majlis saja. Lantas, apa saja manfaat dari tradisi ini?
Ketika ziarah ke makam, pastinya Anda membutuhkan bacaan Al-Qur’an dan doa-doa harus dibaca dengan baik. Melalui tahlilan, Anda dapat melatih dan membiasakan diri untuk membacanya, seperti bacaan dzikir berupa La ilaha illallah, Subhanallah, Astaghfirullah, dan lain sebagainya.
Silaturahmi antar umat Islam menjadi kebiasaan dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, silaturahmi harus dijaga agar bertahan lama. Ini bertujuan untuk mempererat kekerabatan dan persaudaraan antar umat muslim.
Ketika Anda akan melakukan tahlil, maka wajib untuk mengundang tetangga dan kerabat sekitar. Sehingga, silaturahmi pun akan terjalin erat.
Selain melayat dan memberikan bunga untuk nyekar, pada bacaan tahlil berisi tentang kalimat yang mengandung bakti pada orang tua, kerabat, dan sesama muslim.
Inilah mengapa bacaan tahlil sering digunakan untuk mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia. Doa tersebut menjadi bukti nyata pentingnya agama Islam.
Maksud dari sedekah saat tahlilan adalah jamuan hidangan yang Anda berikan kepada jamaah. Jamuan tersebut dapat Anda berikan sesuai dengan kemampuan finansial.
Sedekah bermanfaat untuk menolak balak dan bencana. Harta yang Anda sedekahkan akan memberikan jalan luas sebagai investasi pada akhirat. Bahkan jaminannya adalah surga.
Ketika melakukan tahlil, maka Anda sedang beribadah dan mencari ridha Allah SWT. Oleh sebab itu, pastikan Anda memang memiliki niat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebelum berziarah, Anda harus memilih jenis bunga untuk nyekar secara benar. Oleh sebab itu, di bawah ini adalah daftar bunga yang dapat Anda pilih:
Bunga Kamboja sudah sangat melekat dengan kedukaan, jadi tidak heran jika bunga ini sering ada pada kawasan pemakaman. Ini dianggap sebagai simbol kesucian dan ketenangan. Bunga kamboja biasanya diletakkan diatas makam sebagai tanda penghormatan dan sebagai simbol doa untuk orang yang telah meninggal.
Bunga berwarna merah ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Ternyata bunga Mawar bisa Anda gunakan untuk ziarah ke makam. Bunga mawar biasanya diletakkan diatas makam sebagai tanda cinta dan penghormatan terakhir.
Sebagai saran, Anda dapat membawa bunga Mawar dalam bentuk utuh maupun tabur. Selain itu, Anda juga bisa membawa air kembang mawar untuk disiramkan diatas makam. Sehingga, makam dapat menghasilkan wewangian yang harum bunga Mawar.
Kenanga adalah bunga yang harum dan indah, sehingga sering digunakan dalam kegiatan nyekar. Bunga kenanga dianggap sebagai simbol kesetiaan dan keabadian. Bunga kenanga biasanya diletakkan diatas makam sebagai tanda kesetiaan dan penghormatan terakhir.
Bunga kantil merupakan salah satu jenis bunga yang sering digunakan untuk nyekar atau ziarah ke makam. Bunga kantil memiliki bentuk yang unik dengan kelopak yang berbentuk seperti tanduk kambing dan berwarna putih kekuningan. Selain itu, bunga kantil juga memiliki aroma yang khas dan cukup wangi.
Bunga kantil diyakini memiliki makna yang mendalam, beberapa makna yang terkait dengan bunga kantil adalah kesucian, ketenangan, dan keberanian.
Melalui aromanya yang sangat kuat, bunga Sedap Malam mampu memberikan efek penenang bagi yang menciumnya. Konon katanya, bunga ini berfungsi untuk dibawa saat pemakaman berlangsung. Ini karena wangi dari Sedap Malam dapat menenangkan keluarga yang sedang bersedih.
Melati adalah bunga yang sering digunakan dalam kegiatan nyekar karena memiliki aroma yang harum dan menyenangkan. Selain itu, melati juga dianggap sebagai simbol kemurnian dan kesucian. Bunga melati biasanya diletakkan di atas makam sebagai tanda penghormatan dan sebagai simbol doa untuk orang yang telah meninggal.
Bunga Asoka memiliki bentuk yang unik dengan kelopak bunga yang tersusun dari sejumlah helai daun tipis dan lancip, serta berwarna merah muda atau merah tua. Bunga Asoka memiliki makna yang dalam dalam kepercayaan Hindu, di mana bunga ini dianggap sebagai lambang dari Dewi Kwan Yin, yaitu Dewi yang melambangkan kasih sayang dan kebijaksanaan.
Selain itu, bunga Asoka juga dianggap sebagai simbol dari keindahan, keabadian, dan kedamaian.
Itulah pengertian tentang tahlil dan jenis bunga untuk nyekar. Bagi Anda yang kesulitan dalam mempersiapkan pemakaman, ada beberapa jasa pemakaman yang bisa membantu Anda.
Misalnya Jasa on demand service dari Kamboja siap membantu Anda dalam mempersiapkan segala kebutuhan pemakaman. Sehingga, Anda tidak perlu kesulitan untuk melakukannya di hari kedukaan tiba. Pelayanan pengurusan pemakaman fleksibel menyesuaikan segala kebutuhan keluarga dan Kamboja juga menyediakan proteksi pemakaman. Silahkan hubungi kontak Kamboja untuk solusi pelayanan terbaik.