Warna hitam pada pakaian berkabung merupakan sebuah simbolis yang memiliki karakteristik tersendiri dalam proses pemakaman. Warna hitam ini mempunyai sebuah arti duka cita yang mendalam dari kerabat yang ditinggalkan. Selain itu, warna hitam juga mewakili simbol rasa kepedulian dan penghormatan.
Asal mula warna hitam pada proses pemakaman bermula dari negara Amerika Serikat. Di negara ini, penduduk setempat menggunakan simbolis warna hitam yang menandakan bentuk duka cita. Kemudian, tradisi ini terus berlanjut hingga kini, bahkan di beberapa wilayah negara di dunia.
Sebelum masuk ke pembahasan tentang asal usul warna hitam pada pakaian berkabung, mari simak terlebih dahulu penjelasan terkait arti dari karakter warna hitam. Berikut penjelasan lengkapnya:
Pada dasarnya, warna hitam memiliki arti yang sangat unik dan dapat menunjukan karakter seseorang. Namun, siapa sangka kalau warna hitam ternyata menjelaskan sikap anggun seseorang.
Khususnya bagi kaum wanita, warna hitam akan menunjukan karakter sikap yang anggun dan bijaksana. Ini tercermin lewat warna hitam yang menjadi simbol ketenangan.
Kedua, warna hitam juga menjadi cerminan dari pengendalian diri yang baik. Artinya, seorang yang menyukai warna hitam terkesan kalem dan misterius. Oleh karena itu, warna hitam juga sangat identik dengan upacara pemakaman jenazah.
Biasanya, para penyuka warna hitam akan lebih sering mengasingkan diri ketika mereka merasa mulai terbakar emosi. Metode ini sering kali dilakukan penyuka warna hitam sebagai bentuk muhasabah diri mereka, agar tidak melakukan hal di luar kendali saat emosi.
Arti warna hitam, tidak hanya identik dengan upacara pemakaman dan pakaian berkabung saja. Ternyata, warna hitam juga mencerminkan sikap yang cenderung pendiam, namun lebih banyak beraksi (talk less do more).
Oleh karena itu, biasanya seseorang yang menyukai warna hitam akan cenderung pemalu, pendiam, dan jarang berbicara. Karena penyuka warna hitam lebih senang berbicara lewat aksi dan tindakan.
Keempat, warna hitam juga dapat menggambarkan karakter seorang yang pekerja keras. Hitam yang identik dengan emosi, amarah, dan kelam, ternyata justru menunjukan bahwa penyukanya memiliki jiwa petarung yang tinggi.
Bahkan, warna hitam juga mencerminkan sikap kepemimpinan dengan karakter yang bijaksana dan tangguh. Selain itu, seseorang yang menyukai warna hitam juga cenderung memiliki sikap ulet dan tekun pada saat mereka bekerja.
Nah, setelah membahas tentang arti karakter warna hitam, kali ini Anda akan mengetahui tentang asal usul warna hitam pada kegiatan upacara pemakaman. Berikut penjelasan lengkapnya:
Pemilihan warna hitam pada pakaian berkabung merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman dulu. Awal kemunculan tradisi ini bermula di Amerika Serikat pada tahun 1790. Masyarakat Amerika menggunakan pakaian hitam pada proses pemakaman sebagai bentuk simbolis duka cita dan rasa sedih.
Selain itu, budaya mengenakan busana warna hitam dalam upacara kedukaan juga berawal dari kebiasaan Ratu Inggris Queen Victoria tahun (1837-1901). Saat itu, sang ratu mengenakan busana hitam untuk menunjukkan rasa duka mendalam atas kedukaan sang raja yang juga suaminya Prince Albert, pada tahun 1861.
Kemudian, sejak saat itu, sang ratu selalu mengenakan busana berwarna hitam selama masa hidupnya, hingga ia wafat. Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan kepada Ratu Victoria, warga Inggris memutuskan untuk mengenakan pakaian hitam sebagai busana wajib dalam upacara kedukaan.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini pun terus menyebar ke berbagai wilayah negara di dunia, dan akhirnya tradisi ini diikuti dalam proses upacara kedukaan. Bahkan meskipun tidak wajib, beberapa jasa pemakaman di Indonesia juga menerapkan warna hitam sebagai warna busana upacara pemakaman.
Warna hitam pada pakaian berduka juga memiliki arti sebagai bentuk penghormatan terakhir, pada sang mendiang. Di zaman dulu, menggunakan busana berwarna hitam merupakan bentuk rasa hormat kepada para pahlawan dan tentara yang gugur di medan perang, khususnya di Amerika Serikat.
Karena warna hitam yang kelam dan gelap, ternyata juga mencerminkan sikap pemberani dan petarung. Atas dasar inilah masyarakat Amerika menggunakan warna hitam pada busana mereka dalam proses upacara kedukaan. Seiring berjalannya waktu, hal ini terus berlanjut.
Hingga akhirnya, sekitar tahun 1920 pemerintah Amerika menetapkan peraturan bahwa, warna hitam pada busana pemakaman bebas untuk digunakan secara umum. Selain itu, warna hitam juga merupakan bentuk penghormatan yang mengartikan bahwa semua manusia memiliki hak dan penghormatan yang sama.
Bahkan, tak jarang bentuk penghormatan ini dilakukan kerabat almarhum, dengan cara membantu menanggung biaya pemakaman atau memberi santunan. Namun, banyak orang sudah menggunakan jasa proteksi pemakaman, seperti Kamboja. Karena tidak ingin membebani kerabat yang akan ditinggalkan. Kamboja juga menyediakan jasa pengurusan pemakaman dan asuransi pemakaman profesional bagi anda dan keluarga anda saaat hari itu tiba.
Terakhir, alasan mengapa warna hitam sangat identik dengan pakaian berkabung dan upacara pemakaman, yaitu karena hitam merupakan warna yang dianjurkan oleh para Pendeta romawi. Hal tersebut bermula pada abad kedua sebelum Masehi.
Pada saat itu, pendeta Romawi kuno mengenakan toga gelap yang biasa disebut sebagai toga pulla dalam proses upacara pemakaman. Kemudian, setelah melakukan perjamuan untuk menandai akhir dari prosesi berkabung, toga hitam tersebut ditukar dengan toga berwarna putih.
Dalam puisi Romawi, kedukaan juga disebut sebagai hora nigra atau waktu hitam. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini berlanjut hingga era modern dan kerap menjadi peraturan khusus di berbagai gereja di dunia.
Sekian pembahasan lengkap tentang arti warna hitam pada pakaian berkabung. Dalam upacara pemakaman, warna hitam ternyata memiliki makna sangat mendalam. Selain itu, warna hitam pada proses upacara pemakaman juga merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dulu.