Setelah Anda masuk dalam dunia pernikahan, maka ada banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan bersama pasangan. Salah satunya mengenai perencanaan keuangan keluarga. Mengelola finansial ketika masih single dan sesudah menikah akan sangat berbeda. Pasalnya setelah menikah banyak perubahan terjadi mulai dari pola pikir hingga prioritas.
Pendapatan yang diperoleh bisa jadi lebih banyak karena digabung, tapi demikian pula dengan pengeluaran rumah tangga.
Sebelum menikah Anda memiliki pemasukan dan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Adapun setelah menikah Anda dan pasangan akan memiliki pemasukan dan juga pengeluaran bersama. Di sinilah dibutuhkan perencanaan keuangan yang tepat. Lantas, bagaimana cara menyusun perencanaan keuangan keluarga?
Perencanaan keuangan untuk keluarga muda mesti dikelola dan mencapai kesepakatan bersama. Hal ini penting agar terbentuk keterbukaan dan menghindari pertikaian. Adapun berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba untuk menyusun perencanaan keuangan bagi keluarga muda:
Diskusikan bersama pasangan secara terbuka terkait besar pemasukan dan pengeluaran bersama dalam satu bulan. Tentukan bersama pola atau pembagian pengeluaran bersama.
Jika Anda dan pasangan bekerja, rinci besaran pendapatan dan pengeluaran yang bersifat primer. Selanjutnya Anda bisa mempertimbangkan pola berikut, gaji suami dialokasikan sepenuhnya untuk membeli kebutuhan pokok bulanan sementara pemasukan dari istri dimanfaatkan seperlu membiayai hal bersifat sekunder.
Contoh lainnya pendapatan istri bisa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan harian, bayar listrik, bayar air, dan internet. Sedangkan pendapatan suami dialokasikan untuk membayar angsuran KPR rumah, cicilan kendaraan, asuransi, dan juga tabungan.
Penentuan pola perencanaan keuangan keluarga ini penting dalam merencanakan masa depan. Manfaat lainnya perencanaan ini dapat Anda gunakan seperlu memantau arus pengeluaran sekaligus menghindari perselisihan dalam pembagian tugas memenuhi pengeluaran bersama.
Kesepakatan bersama tentang pola ini bisa Anda diskusikan sebelum menikah, menjelang pernikahan, ataupun sesudah pernikahan berlangsung. Pastikan mendapat kesepakatan pengeluaran rumah tangga agar tidak ada kesan lepas dari tanggung jawab.
Setelah berkeluarga kebutuhan akan terasa menjadi berlipat ganda. Pengeluaran akan terasa lebih banyak dibanding saat Anda masih single. Karenanya Anda bersama pasangan harus mampu menetapkan kebutuhan mana yang mesti dipenuhi lebih dulu.
Diskusikan bersama pasangan tentang tujuan keuangan yang ingin dicapai bersama. Anda dan pasangan bisa menyisihkan gaji yang diperoleh untuk prioritas KPR rumah, biaya persalinan anak, cicilan kendaraan, tabungan pendidikan anak, tabungan darurat, atau lainnya. Pada dasarnya terdapat 3 hal utama yang wajib diperhatikan. Pertama tempat tinggal, kedua pendidikan anak, dan ketiga baru memenuhi gaya hidup lainnya.
Duduk bersama dan bertukar pendapat akan memastikan Anda bersama pasangan mengetahui prioritas yang harus diutamakan. Hal ini dapat menghindari problem keuangan di kemudian hari yang tidak sedikit memicu pertikaian.
Dalam cara menyusun perencanaan keuangan keluarga tidak terbatas mengalokasikan pendapatan atau pengeluaran saja. Ada hal yang tidak kalah penting dan sebaiknya bisa Anda lakukan, yakni tentang cara menginvestasikan uang yang dimiliki secara tepat.
Investasi di sini tidak sebatas menabung atau menyimpan uang. Adapun investasi yang dimaksud berupa pengalokasian dana dan perhitungan dana agar mempunyai nilai lebih dan menguntungkan di masa depan.
Dianjurkan Anda bisa menyisihkan setidaknya 10% dari penghasilan untuk ditabung dan investasi jangka panjang. Bila memang dana yang disisihkan dapat memiliki nilai lebih tentu bisa menjadi tabungan masa tua bagi Anda dan pasangan.
Satu hal yang tidak kalah penting untuk turut dimasukkan dalam perencanaan keuangan keluarga adalah asuransi. Asuransi bisa dibilang langkah proteksi masa depan untuk Anda dan keluarga. Melalui asuransi semua keuangan sudah teralokasikan dan pihak asuransi sudah menjamin serta memproteksi semua. Dengan demikian Anda dan keluarga tidak perlu mengutak-atik tabungan.
Kebutuhan proteksi ini juga bisa Anda persiapkan berupa dana darurat. Dana ini diperlukan sebagai antisipasi bila sesuatu terjadi di luar perkiraan misalnya saja terjadi musibah, sakit, renovasi rumah, kehilangan pekerjaan, atau lainnya.
Meski pendapatan terbilang pas-pasan tetap upayakan memiliki dana darurat. Dana yang tidak akan mengganggu pos keuangan lain tapi tetap mudah dicairkan sewaktu-waktu.
Langkah berikutnya dalam perencanaan keuangan keluarga adalah mencatat anggaran keuangan bulanan. Catatan anggaran keuangan bulanan diperlukan agar keuangan keluarga tetap tepat sasaran. Anggaran keuangan keluarga baiknya dibuat setelah gajian dan sebelum membelanjakannya.
Dalam penyusunan anggaran keuangan keluarga Anda bisa membaginya dalam pos-pos. Buat pos primer yang berisikan biaya yang wajib dibayar tiap bulannya seperti tagihan listrik, tagihan air, uang belanja bulanan, dan lainnya.
Untuk pos yang lain Anda bisa membuat pos keinginan yang berisi kebutuhan membeli jajan sesekali di luar, membeli pakaian, atau lainnya. Sebaiknya Anda juga memiliki pos ekstra untuk biaya tidak terduga seperti membeli hadiah pernikahan, biaya servis, membayar pajak kendaraan, atau membeli obat.
Bila diindikasikan ada overbudget diskusikan bersama pasangan untuk menemukan solusinya. Misalnya dengan memotong anggaran yang lain. Contoh konkretnya saat belanja bulanan Anda bisa mencari diskon atau promo agar tetap bisa memenuhi kebutuhan utama tapi mendapat bonus potongan biaya. Meski mendapat diskon pastikan tetap belanja sesuai kebutuhan dan di sinilah pentingnya menyusun daftar belanja agar tetap terkontrol.
Sebisa mungkin hindari hutang, terlebih hutang atau kredit dengan bunga yang besar. Bila Anda tidak bijak menyikapinya, hutang bisa menjerumuskan Anda dalam kebangkrutan.
Memiliki kartu kredit mungkin benar terasa membantu. Tapi sebenarnya dibutuhkan kesadaran akan adanya tanggung jawab membayar. Pasalnya jika tidak ada risiko terjerumus dalam budaya belanja konsumtif yang jelas akan menyulitkan perencanaan keuangan keluarga.
Cara menyusun perencanaan keuangan keluarga memang susah-susah gampang. Di mana setiap keluarga pasti memiliki pola perencanaan berbeda menyesuaikan besar pendapatan dan pengeluaran kebutuhan. Karenanya dalam perjalanan Anda dan pasangan tidak dipungkiri bisa jadi mengalami kendala dalam pengelolaan.
Lakukan evaluasi secara rutin tiap bulannya supaya keuangan keluarga tetap terarah ada di jalur tepat. Bila memang terjadi pembengkakan keuangan di pos tertentu, susun ulang perencanaan bersama pasangan.
Tanpa adanya pengaturan keuangan dalam rumah tangga banyak dampak buruk yang bisa timbul. Singkatnya keharmonisan keluarga menjadi taruhannya. Karenanya susun dan atur perencanaan keuangan keluarga Anda sedini mungkin. Dengan demikian perjalanan kehidupan keluarga Anda akan lebih terencana dan bahagia.