Salah satu upacara yang masyarakat anggap sakral selain pernikahan adalah pemakaman. Lantas, seperti apakah tradisi pemakaman yang sarat akan makna di Indonesia?
Ternyata terdapat beberapa jenis upacara pemakaman yang memiliki keunikan masing-masing. Anda bisa mengetahuinya dengan membaca penjelasan dibawah ini.
Setiap tradisi ini dapat Anda temukan di berbagai daerah di Indonesia. Contohnya adalah Toraja, Jawa, dan juga Bali. Seberapa unik tradisinya? Mari cari tahu di sini:
Upacara unik pertama bernama Batu Lemo yang masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan lakukan. Tradisi pemakaman ini sangat unik karena Batu Lemo merupakan sebuah kubur batu yang berdampingan dengan hamparan sawah hijau. Kuburan ini terbentuk di sebuah dinding bukit dan dikhususkan bagi bangsawan.
Batu Lemo yang berada di tebing tinggi ini telah hadir di Toraja sejak abad ke-16. Menariknya juga, pemakaman ini sama sekali tidak terkesan angker. Anda juga dapat melihat deretan boneka kayu. Boneka kayu tersebut menyerupai jasad orang meninggal dan tertata dengan rapi.
Kuburan khas Toraja ini juga merupakan makam batu tertua selain Songgi Patalo. Masyarakat meyakini apabila jasad orang meninggal terletak di tebing yang tinggi, maka mereka akan mampu mendekat kepada Tuhan. Itulah alasan mengapa makam Batu Lemo terletak di atas tebing batu.
Ngaben merupakan upacara pemakaman agama Hindu yang berarti pemakaman ini sering masyarakat lakukan di Bali. Upacara pemakaman ini bisa terbilang unik daripada tradisi lainnya, sebab masyarakat yang menghadiri upacara ini wajib bersukacita dan memasang wajah gembira.
Ngaben sendiri memiliki arti yang amat mendalam. Tradisi ini masyarakat Bali lakukan guna membebaskan roh dari tubuh manusia yang telah meninggal dunia. Pembakaran mayat yang masyarakat lakukan memiliki arti melepaskan roh dari belenggu duniawi dan merelakan jiwanya untuk pergi ke bentuk kehidupan lain.
Selain itu, tradisi Ngaben juga terletak sesaat sebelum upacara inti dimulai. Anggota keluarga almarhum wajib menyiapkan lembu kayu, guna menahan jenazah yang akan dibakar. Tujuannya adalah untuk ‘membingungkan’ arwah mendiang, supaya tidak dapat menemukan ‘jalan pulang.’
Caranya adalah dengan menggoyangkan lembu, memelintirnya, kemudian melemparkan benda ke arah lembu tersebut namun tidak dengan arah segaris. Hingga akhirnya roh ‘kebingungan’ dan berakhir pergi pada kehidupan berikutnya.
Tradisi pemakaman di Toraja juga ada yang khusus diperuntukkan untuk bayi. Mungkin Anda tidak paham mengapa makam bayi ini berada di tempat berbeda dan bukan di Batu Lemo. Akan tetapi, masyarakat Toraja memiliki pemikiran tersendiri mengenai pemakaman bayi ini.
Passiliran merupakan prosesi menguburkan bayi pada tubuh batang pohon yang bernama Tarra. Pohon Tarra sendiri adalah sebuah pohon sukun yang mempunyai kandungan getah berwarna putih. Masyarakat Toraja meyakini bahwa pohon ini mampu menjadi pengganti rahim ibu. Sementara getahnya menjadi pengganti ASI.
Nantinya, bayi akan terkubur dengan posisi meringkuk dalam pohon. Berbeda dengan pemakaman manusia dewasa lainnya, tradisi ini membiarkan tubuh bayi apa adanya, tanpa baju, kain kafan, bahkan selendang. Maksudnya adalah agar bayi merasa masih berada dalam rahim sang ibu.
Apabila pohon telah berisi bayi, pohon tersebut akan ditutup dengan serat ijuk. Akan tetapi, serat ijuk ini terpasang tak terlalu rapat dengan tujuan supaya oksigen masih mampu keluar masuk ke dalam liang pohon.
Tradisi ini juga memiliki tujuan baik lainnya. Di mana masyarakat Toraja menjadi pantang menebang pohon Tarra, sebab pohon Tarra identik dengan pemakaman bayi. Apalagi, masyarakat yakin bahwa keberadaan pohon Tarra mampu menjadi simbol perjalanan lanjutan bayi menuju alam baka.
Kremasi jenazah yang merupakan upacara pemakaman dari Batak Karo ini dilakukan oleh masyarakat suku Karo marga Sembiring. Tradisi ini kerap masyarakat lakukan sejak adanya pengaruh agama Hindu dalam budaya marga Sembiring di suku Karo.
Mengapa tradisi ini memiliki keterkaitan dengan agama Hindu? Menurut sejumlah ahli sejarah yang berasal dari India menyebutkan bahwa, terjadi peristiwa kedatangan orang Hindu ke pegunungan Tanah Karo di tahun 1331-1365 Masehi. Mereka datang mengungsi, sebab terjadi penyerangan oleh Laskar Majapahit.
Laskar Majapahit yang menyerang kerajaan Haru Wampu tempat masyarakat Hindu berdiam menyebabkan mereka tak punya pilihan selain mengungsi. Namun, terdapat hipotesa lain bahwa munculnya masyarakat Tamil terjadi karena adanya sejumlah pedagang Arab (Islam) yang masuk dari Barus.
Upacara pemakaman ini memang nyaris mirip dengan prosesi kematian yang biasa masyarakat suku Karo lakukan. Akan tetapi, prosesi akhir pada tradisi ini adalah pembakaran mayat yang seorang guru atau dukun pimpin. Saat prosesi, terdapat empat orang pembantu dukun (sindapur) yang bertugas membakar mayat.
Kata Waruga yang merupakan tradisi pemakaman berasal dari Minahasa ini terdiri dari dua kata, yaitu Waru dan Ruga. Waru berarti rumah dan Ruga berarti badan. Sehingga secara harfiah, Waruga dapat Anda artikan sebagai rumah badan yang akan kembali ke surga.
Penguburan jenazah Waruga masyarakat lakukan dalam sebuah balok batu berongga, kemudian ditutup dengan batu yang berbentuk prisma segitiga. Sehingga apabila Anda memperhatikannya sungguh-sungguh, Anda akan melihat balok batu ini berperan sebagai ‘rumah’ bagi mendiang.
Tempat pemakaman ini berbentuk demikian sebab masyarakat suku Minahasa percaya bahwa sejatinya manusia meninggal dengan posisi sama saat mereka lahir. Masyarakat juga menempatkan jenazah menghadap ke arah utara. Ini merupakan tanda bahwa nenek moyang suku Minahasa berasal dari utara.
Itulah berbagai tradisi pemakaman unik di Indonesia. Proses pemakaman memang membutuhkan banyak persiapan dan menguras energi. Karena itu, jika menghadapi kehilangan, Anda bisa percayakan prosesinya pada jasa pemakaman dari Kamboja.
Walaupun Anda mungkin ragu dengan harga pemakaman di Indonesia yang cenderung meningkat, Kamboja tetap berdedikasi untuk memberikan beragam pilihan terbaik untuk Anda. Apalagi layanan yang Kamboja sediakan sangat lengkap, meliputi transportasi hingga pengurusan akte.
Terdapat pula paket pemakaman untuk kremasi, kristiani, muslim, dan lainnya. Sehingga dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Buat momen terakhir dari orang terkasih lebih bermakna bersama Kamboja. Anda bisa menghubungi kontak Kamboja untuk berdiskusi dengan salah satu tim Kamboja.