Salah satu kewajiban umat Muslim ketika ada orang meninggal adalah menyolatkannya. Menyolatkan mayit ini hukumnya fardhu kifayah dan dilakukan setelah jenazah sudah dimandikan dan dikafani. Bagaimana cara menyolatkan jenazah ini, dan apakah cara shalatnya sama dengan shalat lainnya?
Mungkin Anda sering mendengar istilah shalat jenazah dan shalat ghaib. Sekilas keduanya terlihat sama, yakni sama-sama bertujuan mendoakan orang yang sudah meninggal. Namun, sebenarnya keduanya memiliki perbedaan dalam segi pelaksanaannya.
Sholat jenazah dilakukan apabila mayit masih bisa dijangkau. Dengan kata lain, jenazah tersebut ada dan masih bisa dilihat dengan mata secara langsung. Berbeda halnya dengan shalat ghaib yang pelaksanaannya apabila jenazah tidak bisa dijangkau, entah karena jarak terlalu jauh atau kondisinya tidak ditemukan.
Tata cara menyolatkan jenazah pun hampir sama. Perbedaannya terletak pada niat dan keberadaan jenazahnya. Keduanya juga bisa Anda lakukan di mana saja dan kapan saja, baik itu secara munfarid (sendiri) maupun berjamaah.
Sebelum Anda sholatkan bersama para jama’ah, jenazah harus lebih dulu dimandikan menggunakan tata cara memandikan jenazah sesuai syariat sampai suci dan bersih. Setelah itu, jenazah dikafani sesuai tata cara mengkafani jenazah yang benar.
Kalau sudah selesai semua, barulah jenazah bisa Anda shalatkan secara berjamaah dengan terlebih dahulu melihat syarat dan rukun shalat jenazah berikut ini:
Sementara itu, rukun-rukun shalat jenazah antara lain:
Saat menyolatkan jenazah, Anda harus mengerti bahwa ada perbedaan cara antara mayit laki-laki dan perempuan. Ha yang membedakan adalah posisi imamnya, lafadz niat, dan doanya.
Kalau jenazahnya laki-laki, posisi imam itu sejajar dengan kepala atau dada si mayit tersebut. Sementara untuk makmum, posisinya tetap berada di belakang imam.
Pada jenazah laki-laki, niat sholatnya adalah:
أُصَلِّي عَلَى هٰذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘ala hadzal mayyiti fardhaan lillahi ta’ala.
Artinya: “Saya niat shalat atas mayit laki-laki ini fardu karena Allah ta’ala.”
Setelah niat, lakukan takbir kemudian lanjutkan membaca Surah Al-Fatihah yang sering Anda baca saat sholat lima waktu.
Takbir lagi lalu bacalah selawat Nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin, wa ‘ala ali sayyidinaa Muhammad kamaa shalayta ‘ala sayyidina Ibraahiim, wa ‘ala alii sayyidinaa Ibraahiim, wa baarik ‘ala sayyidinaa Muhammad wa ‘ala ali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibraahiim, wa ‘ala ali sayyidina Ibraahiim, fiil ‘alamiina innaka hamiidum majiid.
Lakukan gerakan takbir dan berdoa untuk mayit (laki-laki):
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘afihi wa ‘fu anhu wakrim nuzulahu wa wassi’ madkholahu waghsilhu bil ma’i watsalju wal bardi wa naqqihi minadzunubi walkhotoyaya kama yunaqqi atssaubulabyadhu binaddanasi wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wahlan khayrun min ahlihi, wa zaujan khoyron min zaujihi waqihi fitnatalqobri wa ‘adzabi nnar.
Setelah itu, takbir keempat dan membaca doa lagi:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهُ
Allahumma laa takhrimnaa ajrohu wa laa taftinnaa ba’dahu waaghfirlanaa walahu.
Terakhir, ucapkan salam dalam keadaan berdiri ke sebelah kanan dan kiri.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh.
Berikut tata cara lengkap shalat jenazah jika mayatnya perempuan:
Posisi imam saat menyolatkan jenazah perempuan adalah sejajar dengan perut atau pusar mayit tersebut. Sementara itu, makmumnya juga tetap berada di belakang imam dengan urutan shaf pertama adalah laki-laki, lalu dilanjutkan shaf perempuan.
Di bawah ini adalah bacaan niat sholat jenazah (perempuan):
أُصَلِّي عَلَى هٰذِهِ الـمَيِّتَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushalli ‘ala hadzihil mayyiitati fardhaan lillahi ta’ala.
Setelah niat dalam hati, lakukan takbir pertama lalu bacalah surah Al-Fatihah.
Sama seperti sebelumnya, setelah takbir pertama dan membaca Al-Fatihah, lakukan takbir kedua dan bacalah selawat Nabi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin, wa ‘ala ali sayyidinaa Muhammad kamaa shalayta ‘ala sayyidina Ibraahiim, wa ‘ala alii sayyidinaa Ibraahiim, wa baarik ‘ala sayyidinaa Muhammad wa ‘ala ali sayyidinaa Muhammad, kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibraahiim, wa ‘ala ali sayyidina Ibraahiim, fiil ‘alamiina innaka hamiidum majiid.
Cara menyolatkan jenazah selanjutnya adalah melakukan takbir ketiga dan berdoa:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ
Allohummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anha wa akrim nuzulahu wawassi’ mudkholahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod. Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas. Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzabil qobri au min ‘adzaabin naar.
Takbir keempat lalu membaca doa lagi, yakni:
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهَا وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهَا وَ اغْفِرْ لَنَا وَلَهَا
Allahumma laa tahrimnaa ajrohaa wa laa taftinnaa ba’daha waghfirlana wa lahaa.
Terakhir, tutup dengan salam:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh.
Sebelum memulai sholat jenazah, pastikan Anda memahami cara menyolatkan jenazah mulai dari gerakan, niat, bacaan, dan doanya. Jika Anda membutuhkan bantuan dalam pengurusan jenazah, gunakan jasa pemakaman dari Kamboja yang lengkap dan terpercaya.
Kamboja memiliki layanan on demand service profesional yang akan membantu Anda mengurusi pemakaman. Mulai dari mengurus jenazah, batu nisan atau peti, tenda dan kursi, hingga konsumsi untuk para pelayat. Jadi, Anda tidak perlu repot-repot dan kelelahan untuk mempersiapkannya.