Orang-orang yang bukan dari daerah Minahasa, mungkin menganggap bahwa waruga hanyalah kuburan tua. Namun, untuk masyarakat adat, makam batu berbentuk unik ini memiliki nilai historis mengenai perjuangan para leluhurnya, menjadi identitas keluarga, dan merupakan simbol kebudayaan masa lampau.

Untuk mengenal lebih banyak tentang waruga, simak penjelasan dibawah hingga selesai.

Apa itu Waruga?

Waruga adalah makam atau kuburan khas yang terbuat dari batu dan menyerupai sebuah rumah. Kuburan ini juga merupakan tradisi di mana pemakaman jenazah dimasukkan ke dalam sebuah kotak batu berongga, kemudian ditutup dengan batu berbentuk prisma segitiga.

Makam ini bisa Anda temukan di daerah Minahasa, provinsi Sulawesi utara. Fungsi awal waruga adalah sebagai makam dan medium ritual kepercayaan animisme atau dinamisme. Namun, sekarang makam khas daerah Minahasa ini telah menjadi tempat wisata edukasi dan kebudayaan.

Ketika masyarakat memasukkannya mayat ke dalam waruga, posisi jenazahnya seperti bayi yang ada dalam rahim.

Hal ini karena masyarakat Minahasa meyakini bahwa manusia mengawali kehidupan dengan posisi bayi dalam kandungan dan harus mengakhiri hidupnya dalam posisi yang sama. Filosofi ini biasa disebut dengan istilah “whom” dalam bahasa Minahasa.

Sejarah

Waruga adalah sistem pemakaman tua peninggalan zaman dan budaya megalitikum (zaman batu besar) yang berlangsung sekitar 1500 SM. Hasil penelitian arkeologi menyatakan bahwa makam ini ada sejak abad ke 4 SM. Kemudian, masyarakat daerah Minahasa mulai meninggalkan upacara pemakaman ini sekitar awal abad 20 M.

Masyarakat Minahasa pada zaman dulu mengurus orang meninggal dengan membungkusnya menggunakan woka, sejenis daun palem.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat Minahasa mulai menggunakan waruga, yang peletakkan jenazahnya menghadap ke utara. Ini karena mereka percaya bahwa nenek moyangnya berasal dari utara.

Kuburan ini juga merupakan pemakaman dengan wadah kubur komunal. Maksudnya, kuburan batu ini dapat berisi lebih dari satu orang. Sebab, pada zaman dahulu di tanah Minahasa, tempat pemakaman waruga berada di pekarangan atau sekitar rumah penduduk. Di setiap rumahnya, Anda bisa menemukan sekitar 1 kuburan atau lebih.

Sayangnya pada zaman kolonial, tepatnya pada tahun 1860, Belanda melarang tradisi ini. Sebab, saat itu sedang mewabah penyakit tifus, kolera, dan pes. Belanda menganggap penyakit tersebut dapat menyebar melalui celah kotak makam batu ini.

Selain itu, masuknya ajaran kristen pada waktu itu, yang mengharuskan jenazah dikubur di bawah tanah ikut mempengaruhi tradisi pemakaman orang-orang Minahasa.

Arti dan Asal Kata

Arti dan asal kata makam batu ini sebenarnya terdapat beberapa versi. Waruga berasal dari dua kata dalam bahasa Tombulu, yaitu wale dan ruga. Wale berarti rumah, sedangkan ruga berarti hancur. Hal tersebut karena bentuk makam khas Minahasa ini menyerupai tempat kremasi yang biasanya menjadi tempat menghancurkan jasad.

Menurut Santoso Soegondho, waruga berasal dari kata moruga atau direbus. Hal ini karena setelah dimakamkan, jenazah yang diletakkan di dalamnya akan membengkak seperti daging yang direbus.

Menurut Deni Pinontoan, waruga berasal dari kata wawa (wa) yang berarti ‘sepenuhnya’ dan ruga yang berarti ‘pakaian usang’. Dari kedua kata tersebut, disimpulkan bahwa waruga adalah tempat dimana tubuh larut.

Versi lainnya menyebutkan bahwa kata waruga berasal dari kata wale (rumah) dan roga (roh) yang berarti tempat bersemayamnya para roh. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan orang-orang Minahasa terhadap roh leluhur yang seringkali menolong manusia.

Ciri-Ciri Waruga

Makam khas Minahasa ini terbuat dari sedimen bernama batuan tufa atau lava basalt. Batuan beku ini juga disebut tras atau domato dalam bahasa daerah. Sedimen ini akan semakin mengeras, menguat, dan tahan lama jika berada di tempat terbuka. Batuan ini berasal dari letusan Gunung Klabat dan Gunung Lokon.

Waruga terdiri dari 2 bagian, yakni bagian atas dan bawah. Pada bagian atas, batunya menyerupai bubungan rumah berbentuk prisma persegi. Sedangkan pada bagian bawah, batunya berbentuk kotak. Bagian dalam kotak berongga atau memiliki ruang yang berfungsi untuk tempat jenazah bersemayam.

Ukuran waruga bermacam-macam. Ukuran terkecilnya yaitu sekitar 50 cm x 50 cm x 100 cm, serta ukurang sedangnya sekitar 100 cm x 100 cm x 150 cm. Sedangkan ukuran terbesar adalah sekitar 150 cm x 100 cm x 145 cm.

Ornamen Waruga

Pada bagian bubungan kuburan batu ini terdapat ukiran atau ornamen yang berfungsi sebagai penanda keluarga dan pekerjaan jenazah. Ornamen tersebut ada dalam berbagai macam motif, seperti manusia berdiri, duduk tanpa busana, hingga melahirkan anak. Selain itu, ada juga motif tumbuhan seperti bunga ataupun dedaunan.

Anda juga bisa menemukan motif hewan seperti ayam, ular, serta hewan imajinatif seperti naga. Ada juga yang memiliki motif geometri tradisional seperti awan, mursal, hingga pilin berganda.

Misal, jika seseorang yang berprofesi sebagai dukun beranak semasa hidupnya, maka motif pada bagian atas waruga adalah perempuan melahirkan. Atau jika pada bagian bubungan terdapat motif gambar hewan, maka jenazah tersebut adalah seorang yang berprofesi sebagai pemburu.

Selain untuk penanda dan untuk kepentingan estetika, ornamen ini merupakan representasi keyakinan masyarakat Minahasa tentang kehidupan setelah kematian. Dengan demikian, masyarakat Minahasa menganggap motif-motif ornamen tersebut sakral.

Sudah Tahu Apa Itu Waruga?

Tempat pemakaman batu khas ini bernilai tinggi bagi masyarakat Minahasa karena merupakan bukti dari perjalanan para leluhur mereka. Benda tersebut adalah tempat penitipan jiwa sementara para leluhur Minahasa, sehingga waruga masih terjaga dengan baik.

Selain itu, masyarakat yang hidup saat ini harus memperhatikan proteksi pemakaman. Sebab, di zaman ini, biaya pemakaman semakin meningkat. Untuk itu, Anda bisa menggunakan jasa proteksi pemakaman dari Kamboja.

Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir dengan biaya dan pengurusan pemakaman karena telah Kamboja telah mengatur semuanya. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi website Kamboja.

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Meninggal karena Depresi, Ini 9 Langkah untuk Mencegahnya

permalink

SUDEP, Penyakit Epilepsi Menyebabkan Kematian Tak Terduga

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 4.9/5.0