Ketika begitu banyak pemakaman yang kental dengan suasana seram, makam bayi Passiliran yang ada di Toraja menyuguhkan kesan berbeda. Pemakaman ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang baru berkunjung ke Toraja, sehingga tradisi ini malah menjadi objek wisata terkenal di sana.

Seperti apakah awal mula munculnya kuburan bayi asal Desa Kambira, Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini? Apa saja ketentuan dari upacara pemakaman bayi ini? Mari kenali lebih lanjut mengenai salah satu upacara pemakaman di Toraja yang unik melalui penjelasan lengkap berikut!

Pemakaman Bayi Passiliran

Seperti yang telah Anda ketahui, pemakaman yang ada di Indonesia begitu banyak macamnya. Pemakaman tidak hanya masyarakat lakukan dengan cara memasukkan jenazah ke dalam peti. Namun, ada pula pemakaman melalui cara memasukkan bayi ke dalam batang pohon tarra, seperti tradisi Toraja ini.

Mengapa masyarakat Toraja menganut tradisi tersebut? Rupanya, terdapat alasan menarik mengenai tradisi ini. Bahkan, cara peletakannya ke dalam batang pohon tarra pun khusus. Jadi, tata cara pemakamannya tidak boleh masyarakat lakukan secara sembarangan.

Makna dari Passiliran

Meninggalnya seorang anak, apalagi anak yang masih bayi, tentu menjadi luka terdalam bagi orang tua. Karena orang tua tersebut bahkan belum sempat melihat perkembangan bayi yang mereka dambakan sedari awal. Karena perasaan inilah, warga suku Toraja mengadakan sebuah tradisi pemakaman yang khusus untuk bayi.

Masyarakat suku Toraja percaya bahwa bayi yang baru lahir adalah manusia yang masih terjaga kesuciannya. Sehingga, Anda bisa melihat bahwa terdapat perbedaan signifikan antara Passiliran dengan upacara pemakaman Batu Lemo, sebuah tradisi pemakaman orang dewasa yang juga terkenal di Toraja.

Oleh karena itu, masyarakat suku Toraja sangat menghormati bayi yang meninggal dan menguburkannya di batang pohon tarra. Pemakaman ini bermakna mengembalikan bayi ke dalam rahim ibunya. Ritual seperti ini pun memiliki harapan tersembunyi, yaitu menyelamatkan bayi-bayi yang nantinya akan lahir.

Kemudian, makna lain dari tradisi ini juga terletak pada posisi berdiri si bayi pada batang pohon tarra. Cara ini memberikan harapan bahwa bayi akan bertumbuh di dalam pohon. Sementara itu, pemilihan pohon tarra sebagai makam adalah karena tipe pohon ini mempunyai banyak getah sebagai ‘pengganti’ air susu ibu (ASI).

Ketentuan Kuburan pada Pohon Tarra

Kuburan yang ada di batang pohon tarra ini mempunyai diameter sebesar 80 hingga 100 centimeter. Pembuatan lubang harus sesuai dengan besar ukuran bayi pada umumnya agar jenazah dapat masuk dengan posisi berdiri.

Bayi juga tidak memakai pakaian ataupun kain kafan. Lalu, umumnya jenazah bayi akan menghadap ke arah tempat tinggal orang tuanya dan ditutup dengan ijuk. Selain itu, bayi yang terkubur di pohon ini adalah yang belum tumbuh gigi. Sedangkan bayi yang sudah tumbuh gigi akan dikubur di kuburan batu.

Selain itu, posisi lubang sebagai kuburan dalam pohon tarra ini juga perlu disesuaikan dengan strata sosial keluarga si bayi. Semakin tinggi strata sosial keluarga, maka semakin tinggi pula posisi lubang pada pohon tarra. Langkah pemakaman yang demikian umumnya dilakukan oleh penganut kepercayaan leluhur.

Sementara itu, upacara pemakaman di Toraja ini juga biasanya masyarakat adakan dengan amat sederhana. Passiliran diadakan apa adanya, tanpa adanya ritual pengafanan. Jadi, masyarakat betul-betul menganggap bayi yang mereka masukkan ke dalam batang pohon seolah masih berada dalam rahim sang ibu.

Kemudian, terdapat peraturan ketat bahwa sang ibu tak diperkenankan untuk melihat makam bayi selama setahun. Masyarakat mempercayai bahwa dengan sang ibu melihat makam si bayi, maka kemungkinan beliau mendapatkan bayi sehat di masa mendatang akan mengecil.

Nantinya, lubang pada pohon tarra akan tertutup dengan sendirinya dan semua jenazah bayi yang ada akan tetap berada di sana. Pohon tarra sendiri tetap hidup dan masyarakat tidak pernah menebangnya. Sebab, menebang pohon tarra berarti memutus kelanjutan hidup para bayi menuju alam baka.

Keunikan Kuburan Tradisi Passiliran

Walaupun pohon tarra memiliki banyak jenazah bayi di dalamnya, pengunjung Desa Kambira tidak akan mencium bau busuk. Ajaibnya lagi, batang pohon tarra ini takkan pernah habis untuk menjadi kuburan baru bagi para jenazah bayi lainnya. Sehingga, masyarakat suku Toraja takkan pernah kesulitan mencari pemakaman.

Karena keunikan tradisi Passiliran inilah, kini tempat pemakaman bayi di Kambira (atau dengan nama lain baby grave) menjadi destinasi wisata menarik bagi wisatawan. Sebab tempatnya sama sekali tidak memperlihatkan kesan seram, sehingga wisatawan sering mencoba mengunjunginya untuk wisata alam.

Untuk menjaga alamnya tetap asri, masyarakat suku Toraja hanya membolehkan wisatawan mengunjungi makam bayi dengan berjalan kaki melewati anak tangga. Dengan berjalan kaki, wisatawan juga dapat menikmati angin segar dan pemandangan rimbun, karena adanya hutan bambu pada sekeliling kuburan bayi ini.

Harapannya, wisatawan bisa menemukan ilmu kebudayaan baru yang ada di Indonesia, khususnya tentang budaya pemakaman ini.

Tradisi Pemakaman Passiliran Sangat Menarik, Bukan?

Dengan mengetahui tradisi pemakaman Passiliran, apakah Anda menyadari betapa berharganya jiwa manusia, walaupun masih dalam rupa seorang bayi? Karena jiwa bayi yang berharga itulah, masyarakat Tana Toraja pun tak segan-segan mengadakan sebuah ritual pemakaman yang sakral bagi mereka.

Bagi Anda yang kemungkinan saat ini sedang mendapati keluarga yang sedang kehilangan orang terkasih, coba sampaikan simpati Anda dengan ucapan berduka paling tulus. Jika ingin mempersiapkan diri di hari duka, Anda juga bisa memakai jasa pemakaman Kamboja untuk mempersiapkan kebutuhan pemakaman.

Layanan on demand service Kamboja akan membantu Anda mengurus semua proses pemakaman dari awal hingga akhir. Dengan pengurusan yang profesional, proses pengantaran orang terkasih yang terakhir akan berjalan lebih lancar dan khusyuk. Mari lakukan konsultasi untuk persiapan lebih awal dengan cara menghubungi kontak Kamboja.

Disclaimer: Kamboja tidak dapat menjamin kebenaran atau keakuratan data, tips maupun informasi yang tercantum di dalam artikel diatas. Mohon hubungi pihak terkait atau pun instansi yang berwenang jika anda memerlukan bantuan medis maupun administratif.

Artikel Lainnya

Meninggal karena Depresi, Ini 9 Langkah untuk Mencegahnya

permalink

SUDEP, Penyakit Epilepsi Menyebabkan Kematian Tak Terduga

permalink

Segala kebutuhan mereka
di saat kita telah tiada

Proses pemakaman merupakan sebuah beban yang kadang tidak terpikirkan. Dapatkan kemudahan bersama kami.
Proteksi Pemakaman Jasa Pemakaman
Rated Excellent 4.9/5.0